Perilaku Sodomi Suami terhadap Istri sebagai Alasan Cerai Gugat Perspektif Hukum Islam

Nikmah, Siti Nur (2020) Perilaku Sodomi Suami terhadap Istri sebagai Alasan Cerai Gugat Perspektif Hukum Islam. Diploma thesis, Institut Pesantren KH.Abdul Chalim.

	Text (cover dan abstrak) COVER_ABSTRAK.pdf - Published Version Download (174kB)
	Text (bab 1) BAB I.pdf - Published Version Download (322kB)
	Text (bab 5) BAB V.pdf - Published Version Download (123kB)
	Text (daftar pustaka) DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (62kB)
	Text (sripsi fulltext) niiikmaaiama.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

Skripsi ini membahas tentang alasan cerai gugat karena perilaku sodomi suami terhadap istri. Adapun penyebabnya karena kebanyakan manusia tidak dapat berpegang teguh pada syariat. Sering kali terjadi perilaku suami merugikan istri dan sebaliknya, yang pada dasarnya hal tersebut haruslah dihindari, akan tetapi bisa saja terjadi pada orang-orang yang tidak berakhlak. sehingga untuk menghindari terjadinya kemudaratan dalam rumah tangga yaitu perilaku suami yang merugikan dan menyia-nyiakan istri, islam menyediakan aturan-aturan tala>q.
Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian pustaka (Library Rises) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Prosedur dalam penulisan ini mengambil sumber data langsung pada putusan perkara cerai gugat dan wawancara di Pengadilan Agama. Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Miles dan hubermans.
Berdasarkan Hasil penelitian studi kasus, bahwa hukum berdasarkan pertimbangan Majelis Hakim dalam memutuskan perkara ini adalah pada masalah pertengkaran terus-menerus yang disebabkan karena sodomi. Dan alasan perceraian karena sodomi tersebut dianggap sudah memenuhi syarat perceraian dengan berlandasan pada pasal 19 huruf ( f ), Pasal 116 huruf (f ) KHI . Hakim memberikan pernyataan dalam peristiwa ini bisa juga berlandaskan pada masalah penganiayaan dan penyakit seksual. Melihat dalam pasal 116 huruf (d) dan (e) KHI. Dalam putusan hakim, ini sudah sesuai dengan hukum islam, karena islam tidak menibulkan dan tidak menghendaki kemudaratan sehingga kemudaratan tersebut sebisa mungkin harus dihilangkan.

Actions (login required)

View Item