Revitalisasi Nilai-Nilai Tauhid sebagai Upaya Mewujudkan Muslim Progresif dalam Beragama dan Bernegara; Interpretasi dan Aplikasi Q.S alBaqarah[2]: 21-22 Perspektif Teori Hermeneutik Farid Esack

Rahmatullah, M. Sultan Latif Revitalisasi Nilai-Nilai Tauhid sebagai Upaya Mewujudkan Muslim Progresif dalam Beragama dan Bernegara; Interpretasi dan Aplikasi Q.S alBaqarah[2]: 21-22 Perspektif Teori Hermeneutik Farid Esack. In: Revitalisasi Nilai-Nilai Tauhid sebagai Upaya Mewujudkan Muslim Progresif dalam Beragama dan Bernegara; Interpretasi dan Aplikasi Q.S alBaqarah[2]: 21-22 Perspektif Teori Hermeneutik Farid Esack.

[img] Text (National Conference on Quran and Hadith)
National Conference on QurÔÇÖan and Hadith Studies_OK.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (6MB)

Abstract

Alquran yang disebut dengan ideom Sāhihu likulli zamān wa almakān dan Alquran sebagai Hudan li al-nās seharusnya mampu menjadi solusi bagi segala aspek kehidupan. Disisi lain term tauhid seringkali hanya dimaknai sebatas fungsi teologis yang seolah-olah begitu sakral dan final. Sedangkan dalam konteks modern terutama dalam bernegara, Alquran dituntut untuk menjawab problem yang berkaitan dengan isu-isu bernegara, khususnya di Indonesia. Dengan menggunakan teori Hermeneutik Farid Esack, peneliti hendak menginterpretasi ayat Tauhid Q.S al-Baqarah[2]: 20-21 dan mencoba mengaplikasikanya kedalam kehidupan bernegara khsusnya di Indonesia dengan tujuan untuk mewujudkan muslim progresif. Setidaknya peneliti menemukan beberapa kesimpulan terkait interpretasi dan aplikasi Q.S al-Baqarah[2]: 20-21 dalam perspektif teori hermeneutik Farid Esack. Jika berangkat dari ideal moral Q.S al-Baqarah[2]: 20-21 adalah perintah beribadah dan mensyukuri nikmat Allah. maka melihat konteks dalam bernegara khsusnya di Indonesia, ada tiga manifestasi dari interpretasi dan aplikasi Q.S al-Baqarah[2]: 20-21.
• NATIONAL CONFERENCE ON QUR’AN AND HADITH STUDIES
104
Pertama, bertauhid berarti menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan Allah. kedua, dalam konteks berwarga negara Indonesia, bertauhid seharusnya menerima dan menghargai atas segala berbedaan ras, suku, agama dan budaya di Indonesia. Ketiga, bertauhid dalam konteks berwarga negara Indonesia seharusnya ikut andil dalam ruang-ruang publik untuk memajukan dan menjaga persatuan serta kesejahteraan negara kesatuan Indonesia.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Subjects: B Philosophy. Psychology. Religion > BL Religion
Divisions: Fakultas Dakwah dan Ushuluddin > Pendakwah
Depositing User: S1 Dakwah dan Ushuluddin IKHAC
Date Deposited: 31 Oct 2020 04:10
Last Modified: 31 Oct 2020 04:10
URI: http://repository.ikhac.ac.id/id/eprint/599

Actions (login required)

View Item View Item