STATUS HUKUM WARISAN JAMINAN KEMATIAN (JKM) BPJS KETENAGAKERJAAN PERSPEKTIF MAQASHID SYARI’AH IMAM ASY-SYATHIBY

Muhammad, Nurul Hakim (2023) STATUS HUKUM WARISAN JAMINAN KEMATIAN (JKM) BPJS KETENAGAKERJAAN PERSPEKTIF MAQASHID SYARI’AH IMAM ASY-SYATHIBY. Diploma thesis, Universitas KH Abdul Chalim.

	Text (cover dan abstrak) cover dalam dan abstrak.pdf - Published Version Download (356kB)
	Text (Bab 1) BAB I pendahuluan.pdf - Published Version Download (219kB)
	Text (Bab 5) BAB V akhir penutup dan kesimpulan.pdf - Published Version Download (136kB)
	Text (Daftar Pustaka) DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (161kB)
	Text (Skripsi Full) SKRIPSI HAKIM FULL WATER.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Salah satu program BPJS Ketenagakeerjaan adalah program jaminan kematian, yang memberikan manfaat bagi peserta aktif dalam hal kematian dan manfaat bagi ahli waris dalam hal kematian peserta tidak terkait dengan kecelakaan kerja. Dengan melakukan pembayaran bulanan terhadap asuransi, seseorang pada dasarnya memberikan izin kepada penyedia asuransi untuk mengelola uangnya jika terajadi resiko seperti kematian. maka akan diberikan jaminan kepada ahli warisnya sesuai dana kesepakatan. Rumusan masalah yang diambil oleh penulis dalam kajian skripsi ini adalah: 1) Bagaimana Pengelolaan Jaminan Kematian BPJS Ketenagakerjaan dijadikan sebagai warisan? 2) Bagaimana status hukum warisan Jaminan Kematian (JKM) BPJS Ketenagakerjaan perspektif Maqashid Syari’ah Imam Asy-Syathibi? Sedangkan tujuan penulis menuliskan skripsi ini agar masyarakat mengetahui Pengelolaan Jaminan Kematian BPJS Ketenagakerjaan dijadikan sebagai warisan dan memahami status hukum warisan Jaminan Kematian (JKM) BPJS Ketenagakerjaan perspektif Maqashid Syari’ah Imam Asy-Syathibi. Skripsi ini menggunakan menggunakan metode kualitatif dan studi literatur, dengan teknik mengumpulkan referensi dari buku maupun jurnal, hingga web-web yang menyangkut terkait hukum kewarisan.
Hasil skripsi ini menunjukkan bahwa Imam al Syatibi menetapkan syarat kemaslahatan antara lain, kemaslahatan hendaknya bersifat logis serta ada hubungannya secara global dengan tujuan syariahdan berada pada level dharuriyyah, hajiyyah atau tahsiniyyah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembagian warisan berfungsi sebagai jembatan menuju tujuan sebenarnya yang ingin diwujudkan oleh syari’at, yaitu agar hubungan antar apewaris dan ahli waris tetap terjalin sehingga mereka dapat saling membantu dan menolong, dan mersakan derita kerabatnya sebagaimana deritanya sendiri.

Actions (login required)

View Item